Rusia menyerang peran lama AS dalam krisis ini

Tangan Washington dikutip oleh Lavrov, yang mengatakan Moskow terbuka untuk perundingan damai

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan pada hari Selasa bahwa Amerika Serikat telah lama terlibat dalam konflik di Ukraina.

AS telah lama berpartisipasi secara de facto dalam konflik yang "dikendalikan oleh Anglo-Saxon", kata Lavrov kepada televisi pemerintah Rusia.

Lavrov mengatakan bahwa para pejabat termasuk juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby telah mengatakan AS terbuka untuk berdialog tetapi Rusia menolak.

"Ini bohong," kata Lavrov. "Kami belum menerima tawaran serius untuk menghubungi siapa pun."

Rusia tidak akan menolak pertemuan antara Presiden Vladimir Putin dan Presiden AS Joe Biden pada pertemuan G20 mendatang dan akan mempertimbangkan proposal tersebut jika menerimanya, kata Lavrov.

Rusia bersedia mendengarkan saran apa pun terkait perundingan damai, tetapi ia tidak dapat mengatakan sebelumnya ke mana proses ini akan mengarah, tambahnya.

Rusia akan menanggapi meningkatnya keterlibatan Barat dalam konflik Ukraina meskipun konflik langsung dengan NATO tidak sesuai dengan kepentingan Moskow, wakil menteri luar negeri Rusia mengatakan pada hari Selasa setelah Washington menjanjikan lebih banyak bantuan militer untuk Kyiv.

"Kami memperingatkan dan berharap mereka menyadari bahaya eskalasi yang tidak terkendali di Washington dan ibu kota Barat lainnya," kata Sergey Ryabkov seperti dikutip kantor berita RIA pada hari Selasa.

Ukraina pada hari Senin mengatakan pihaknya perlu memperkuat pertahanan udaranya menyusul pembalasan Rusia atas serangan terhadap jembatan strategis di Krimea.

Biden berjanji untuk menyediakan sistem pertahanan udara canggih, dan Pentagon mengatakan pada 27 September akan mulai mengirimkan Sistem Rudal Permukaan-ke-Udara Canggih Nasional dalam dua bulan ke depan atau lebih.

Biden dan para pemimpin Kelompok Tujuh mengadakan pertemuan virtual pada hari Selasa untuk membahas komitmen mereka dalam mendukung Ukraina.

Putin mengatakan dia memerintahkan serangan jarak jauh "besar-besaran" setelah menuduh Ukraina melakukan serangan terhadap jembatan di Krimea pada hari Sabtu.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara kepada Biden pada hari Senin dan menulis di Telegram bahwa pertahanan udara adalah "prioritas nomor 1 dalam kerja sama pertahanan kami".

Duta Besar Rusia untuk AS, Anatoly Antonov, mengatakan lebih banyak bantuan Barat untuk Ukraina meningkatkan risiko konflik yang lebih luas.

Risiko meningkat

"Bantuan tersebut, serta penyediaan intelijen, instruktur, dan panduan tempur bagi Kyiv, menyebabkan eskalasi lebih lanjut dan meningkatkan risiko bentrokan antara Rusia dan NATO," ujar Antonov kepada media.

Portal berita Ukraina, Strana, melaporkan pada hari Selasa bahwa pesan darurat menyebutkan bahwa ledakan sangat mungkin terjadi pada siang hari. Warga diimbau untuk tetap berada di tempat penampungan dan tidak mengabaikan notifikasi peringatan udara.

Kementerian Luar Negeri Rusia pada hari Senin mengatakan bahwa dorongan Washington terhadap "suasana hati yang suka berperang" di Ukraina mempersulit upaya diplomatik untuk menyelesaikan konflik, dan memperingatkan akan adanya tindakan balasan terhadap AS dan Eropa atas keterlibatan mereka.

"Kami tegaskan sekali lagi, khususnya untuk pihak Amerika: tugas yang kami tetapkan di Ukraina akan diselesaikan," tulis juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova di situs web kementerian.

Rusia terbuka untuk diplomasi dan persyaratannya sudah diketahui. Semakin lama Washington mendorong suasana hati Kyiv yang suka berperang dan, alih-alih menghalangi, mendorong aksi teroris para penyabot Ukraina, semakin sulit pula pencarian solusi diplomatik.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning mengatakan dalam jumpa pers rutin pada hari Selasa bahwa Tiongkok terus berkomunikasi dengan semua pihak, dan negaranya siap memainkan peran konstruktif dalam upaya de-eskalasi.

Penting bagi semua pihak untuk terlibat dalam dialog demi meredakan situasi, katanya.

Turkiye pada hari Selasa menyerukan gencatan senjata yang layak antara Rusia dan Ukraina sesegera mungkin, dengan mengatakan bahwa kedua belah pihak menjauh dari diplomasi karena konflik terus berlanjut.

"Gencatan senjata harus dilakukan sesegera mungkin. Semakin cepat semakin baik," ujar Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dalam sebuah wawancara.

“Sayangnya (kedua pihak) telah dengan cepat menjauh dari diplomasi” sejak perundingan antara negosiator Rusia dan Ukraina di Istanbul pada bulan Maret, kata Cavusoglu.

Agensi berkontribusi pada cerita ini

Dari Chinadaily Diperbarui: 12-10-2022 09:12


Waktu posting: 12-Okt-2022
Obrolan Daring WhatsApp!